Penulisan Kreatif #9

Kali ini aku nggak akan bahas esaiku yang hancur karena tema yang sangat mainstream: KPK Vs PKS. Hahahaha! Jangankan baca, ngelirik aja Pak Aprinus ogah. Kesimpulannya, beliau tidak menetapkan pemenang Penulisan Kreatif minggu ini. Nggak ada yang bagus tulisannya, hahaha. Gomen deh, Pak, saya emang setengah mati kalo disuruh bikin esai.
Tapi, sepanjang mata kuliah itu, aku memperhatikan semua ucapannya yang penuh dengan kata-kata ajaib, lantas diam-diam kucatat.

-Menulislah tidak dalam posisi moralis, tapi menjelajah makna-

Moralis yang dimaksud di sini adalah tulisan yang 'sok', semacam menggurui pembaca, sok mutusi mana yang baik dan mana yang benar. Menulis adalah pekerjaan yang sangat sulit, tapi menyangkan. Kita harus bisa menyampaikan sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Menulis bukan sebatas hitam dan putih, menjudge mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk. Karena menulis adalah menjelajah makna!

-Kita menulis apa yang ingin ditulis oleh tulisan-

Bingung? Coba renungkan baik-baik! :)

-Proses menulis adalah melihat, membaca, berpikir, lalu menulis-

Banyak penulis yang hanya sekadar menulis, tidak benar-benar 'menyelami' apa yang ditulisnya. Contohnya ya penulisan esai tadi. Banyak yang hanya sekadar membaca berita terkini (yang nyatanya hanyalah berita sekilas-sekilas), lantas menuliskannya dengan sikap 'sok mutusi', seakan-akan tahu benar apa yang terjadi antara PKS dan KPK. #jleb!

This entry was posted on Kamis, 16 Mei 2013. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply