CERITA PARE #PART 8

 
Selamat malam, Kampung Inggris Pare.
Setelah memaksakan diri mengikuti program setengah hari kemarin, pada akhirnya aku tergeletak di kasur (lagi). Hah, sepertinya belum afdhol jadi pelajar Kampung Inggris kalo enggak ngerasain sakit. Seharian ini aku hanya glimpang-glimpung di kasur, menahan mual dan pusing. Pernah nggak sih ngerasa mo muntah tapi kagak muntah-muntah juga? Ya, seperti itulah diriku saat ini. Dan, bawaannya jadi sedih mulu. Badan juga rasanya pegel semua. Efek PMS dan kelayapan di Bromo kemarin. Ah, tapi di Bromo nggak capek-capek banget, orang aku naik kuda sampe bawah tangga -___-
Hal yang paling menyedihkan ketika sakit adalah kesendirian. Sejak pagi sampai sore teman-teman se-camp sibuk program di Elfast maupun lembaga lain. Aku kesepian. Meskipun mereka mensugesti diriku agar cepat sembuh, tetap saja aku glimpungan sendiri. Dan kata ‘sendiri’ benar-benar terasa ketika tidak ada seorang pun disampingmu, yah untuk sekadar menemanimu ngobrol atau memberikan perhatian kecil semacam, “Nih, obatnya diminum. Jangan telat makan, lalala ….”.
Alkisah, aku mempunyai teman seprogram dan kami sama-sama sakit. Dia sakit asam lambung, sedangkan aku terkena gangguan pencernaan campur nyeri PMS. Kami sama-sama tepar setelah kelas Talk More dan bolos study club sore harinya. Sampai camp, aku cepat-cepat masuk kamar dan tidur. Sedangkan temanku cepat-cepat dibawa ke rumah sakit with the man who close in on with her. U know what I mean, huh? #AkuRapopo -_-
Dan di saat sendiri seperti itu, tidak ada hal lain yang kupikirkan selain Ibu. Dalam hati aku tak ingin membiarkannya tahu kalau putrinya sedang sakit, tapi kepada siapa lagi aku dapat berbagi keluh kesah? Tidak ada yang bisa menggantikan dirinya. Sampai kapan pun.
Seperti biasa, di ujung sana Ibu mengomeliku karena sering telat makan dan sebagainya, menyuruhku meminum jamu pereda nyeri PMS, dan entah kenapa berakhir pada guyonan agak serius mengenai siapa yang kelak mendampingiku seumur hidup.
“Oalah, lagi sakit tho, Nduk. Mau tak cariin guling? Daripada sendirian aja.” Bude menyambar ponsel dari tangan Ibu dan mencerocos begitu saja.
“He?” aku nggak mudeng pada kalimat terakhirnya.
“Iya, guling. Guling yang bisa hidup noh …”

BUAHAHAHAHAHAHAHAAAAKKK!!!

Anjir. Aku ngakak sambil nahan perut sakit. Baru sadar apa yang dimaksud dengan guling hidup. Yeah, pendamping hidup maksudnya. Ada-ada saja -_-
Stop. Aku tak ingin membahasnya lebih lanjut karena omongan Budeku sudah ngaco ke mana-mana, hahaha.

Yeah, seharian ini aku berteman dengan Kamus Bahasa Inggris, Kamus Slang Amerika, dan buku Vocabulary. Ceritanya aku lagi sok-sokan bantuin Miss Ratna mentranslate penggalan novel berbahasa Inggris, daripada nggak ada kerjaan di kamar. Oh, meeeeeen, ternyata mentranslate itu tidak segampang yang kukira. Selain karena aku masih miskin vocab, di novel itu juga bertebaran idiom dan bahasa slang yang aku nggak ngerti apa maksudnya. Kalau diartiin kata per kata bakalan aneh. Tapi sumpah, pekerjaan ini sangat menarik sekaligus menjengkelkan. Menarik karena aku bisa menemukan kata-kata baru, merasa tertantang dan rasanya sangat puas ketika berhasil menerjemahkan kalimat yang penuh idiom bin slang. Dan terasa menjengkelkan pas udah capek-capek buka kamus tapi nggak nemu arti yang cocok dengan kalimat itu. Sampai sekarang aku masih menerjemahkan satu halaman, dan itu capek sangat. Akan kulanjutkan lagi besok mengingat kinerja otakku yang nggak maksimal hari ini.
Hoah, besok mau nggak mau aku harus masuk. Aku sudah cukup sehat sekarang. Aku harus mengejar ketertinggalan. Dan aku mumet. Jumat ada ujian Talk More, malamnya ujian Pronunciation bareng Mr. Alex, native speaker dari Amerika daaaan aku belum nyiapin bahan apapun buat ngobrol ama dia! Ditambah lagi hari Sabtu ujian speaking intensive class yang amat berbeda ama Talk More. Why? Di kelas intensif, grammar sedikit banyak akan diperhatikan karena selama pertemuan Mr. Aan selalu menyajikan sarapan grammar for speaking.
Baiklah, segini dulu tulisannya. Aku harus hapalan vocab sekarang. Bye!

Pare, 5 Maret 2014.
Pukul 21.59 WIB

This entry was posted on Selasa, 07 Oktober 2014. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply