CERITA PARE # PART 6


Sejujurnya ketika menulis ini aku amat sangat lelaaaaah, tapi kupaksakan diriku untuk menulis. Dan entah kata apa yang pantas kuucapkan untuk mensyukuri semua ini *etsaaah*, yang jelas sampai saat ini aku berasa ngimpi bisa berada di tempat ini lagi: Kampung Inggris Pare, tempat sejuta kenangan. Sebenarnya sudah sejak kemarin aku pengen nulis, tapi yeah, program di Elfast sangat menguras energi dan bikin aku pengen langsung tewas pas nyampe camp.
Ah, ya, ini kedua kalinya aku ke Pare. Dulu aku mengambil program Grammar Effective Class alias E-Fast One yang bikin aku muntah darah setiap harinya *oke, ini lebay*. Mabuk grammar. Kalau mau tahu yang lebih jelas, cari aja tulisan-tulisanku sebelumnya yang tsurhat soal hari-hari di Pare semester lalu.
Ketika kembali ke Pare, kau tahu apa yang kurasakan? Ah, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Aku melihat begitu banyak kenangan di sini. Dan itu membuatku kangen dengan teman-teman seperjuangan E-Fast One. Melewati Jalan Brawijaya, aku seperti melihat teman-teman sedang ngontel sambil tertawa-tawa. Pareholic, Warung Ayam Tulang Lunak, Oxford English Course, Mahessa, Najwa House (mantan kosanku), Waroeng Batok, semuanya mengingatkanku pada mereka.
Kedatanganku ke Pare ini bisa dibilang nggak sengaja. Terjadi begitu saja. Iseng-iseng aku mengirim email ke Elfast, klak-klik program, iseng-iseng telepon Bapak dan secara mengejutkan beliau bilang, “Ya, besok uangnya kutransfer”. Bahkan ketika bukti transfer ada di tangan, aku masih belum percaya. Hei, beneran nih aku balik ke Pare? Ah, seperti mimpi. Tentu saja aku sangat senang :D
Aku mengambil program E-Fast 3 (Vocabulary, pronunciation stage I, speaking elementary) untuk dua minggu awal, program pronunciation stage II dan Talk More untuk dua minggu terakhir. Yap, aku hidup sebulan di sini. Kalau dulunya aku kost, sekarang aku milih camp di Griya Kemuning. Sudah tahu kan apa bedanya camp dan kost? Intinya, kalau kost lebih bebas, sedangkan camp wajib 24 jam pake bahasa inggris dan ikut program camp tiap habis subuh dan selepas maghrib. Tapi faktanya nggak gitu-gitu banget, hahaha. Camp-ku lebih bebas, dan programnya juga tiap abis maghrib doang. Otomatis aku nggak bisa ikut program gegara ada program di tempat kursus -_-
Sampai saat ini, banyak yang bertanya kenapa aku mengambil program speaking di Elfast, padahal kan ada lembaga speaking yang lebih bagus dari Elfast. Maklum, Elfast buka program speaking belum lama, paling dua tahunan. Selama ini, Elfast lebih terkenal dengan program Grammar. Yah, alasanku ngambil di sini sih sebenernya buat sekalian balikin feel buat ngerevisi novel. Tema novelku tentang Kampung Inggris, dan lembaganya adalah Elfast. So, aku ngambil di sini. Dan yaaah, Elfast memang penuh kenangan. Rasanya nyesek aja pas registrasi di Office, teringat teman-teman E-Fast One. Apa lagi pas lihat kelas-kelas yang kami tempati dulu. Errh …
Oke, cukup nostalgilanya. Sekarang aku akan menceritakan tentang hari-hariku di sini. Ini adalah hari kedua aku menjalani program dan aku benar-benar menikmatinya. Mungkin karena program yang kuambil ini sesuai dengan apa yang kuinginkan. Dulu bisa dibilang aku salah program. Pengen aktif ngomong malah ambil Grammar, yang paket ekpress lagi, dodol banget -___-
Meskipun sejujurnya ilmu grammar yang kudapatkan berasa menguap (sumpah, minggu terakhir udah nggak nyambung ama materi saking capek diforsir) setelah keluar dari Elfast, tapi aku nggak menyesal. Yah, yang jelas masih ada lah yang nyantol walopun dikit-dikit.



Betewe, aku udah ngantuk banget. Nggak kuat ngelanjutin cerita. Mo tidur dulu. Lanjut besok ya. See you!


Pare, 11 Februari 2014.

This entry was posted on Selasa, 07 Oktober 2014. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply