Rindu Adinda…



    Handphone itu berdering ketika kaki ini baru saja membuka pintu kamar. Siapa yang telepon malam-malam begini? Ku taruh barang belanjaanku di meja, lalu mengambil handphone.
    Babeh Gue calling….
     “Assalamualaikum…” sapaku.
    “Waalaikumsalam. Lagi ngopo kowe nduk?” suara Bapak di seberang sana.
    “Ini abis belanja di minimarket. Ada apa, Pak?”
    “Ada yang pengen ngobrol sama kamu…”
    “He? Siapa?”
    “Dinda. Katanya, dia kangen sama Mbaknya…”
    Dug!! Hatiku seperti terguyur hujan salju begitu nama itu disebutkan. Dinda, adik kecilku itu ingin ngobrol lewat telpon denganku? Wow, ini pertama kalinya seumur hidup. Heboh! Dan tentu saja, saya terharu setengah mati. Bukannya apa, adikku ini memang rada-rada unik. Kalo lagi ditinggal orang rumah, entah itu Bapak, Ibu, atau aku, dia pasti bakal nanyain terus. Tapi begitu disodorin hape biar bisa ngobrol, dia ga pernah mau ngomong alias mati gaya. Hehehehe…

    “Mbak lagi apa?” suara Dinda yang imut-imut langsung bikin ati adem. Lama aku tak mendengar suara bidadari kecil ini..
    “Lagi di kamar.. Dinda lagi apa?”
    “Di kamar sama siapa? Aku lagi duduk di kursi…”
    Jawabannya polos sekali ya -___-
    “Sendirian aja. Kok belum tidur?”
    “Kangen sama Mbak… eh Mbak…sebentar lagi aku sekolah SD lho. Nanti kalau Mbak pulang belikan aku tas  ya….”
    Kangen? Duhai…kata-kata itu benar-benar membuatku terdiam. Ini untuk pertama kalinya aku mendengar adikku Dinda berbicara seperti itu. Huhuhuhu… jadi pengen nangis… :’( Yah, seperti yang ku bilang tadi, dia selalu mati gaya kalau disodorin hape. Dan kali ini, dia sendiri yang minta ke Bapak agar nelpon aku. Kangen denganku? Aih, romantisnya…
    “Iya. Nanti tak beliin…belajar yang rajin ya…”
    “Mbak..mbak..aku dapat juara kelas lho…hore hore…”
    “Waaaah, pinter! Dikasih apa sama Bu Guru?”
    “Enggak dikasih apa-apa…”
    Hahaha. Jadi pengen ngakak..
    “Ya nggak papa. Nanti kalo Mbak pulang tak kasih hadiah ya…”
    “Wah. Asiiiik….”
    Jujur. Aku sangat terkejut bisa ngobrol sama bocah kecil itu. Dia bisa ngomong selancar itu di telpon, kesambet apa dia?
    Dinda Rizky Destriana. Dia adalah adikku yang kedua. Bocah ini 100% mewarisi semua tabiatku. Jadi, melihatnya sama saja melihat diriku di masa kecil, hehe. Umurnya sekarang masih 6 tahun. Dia sangat lucu, seperti Delisha. Suka bermain bola dan kelereng. Setiap sore dia pasti mengaji di TPA, belajar membaca Iqra’ dan Shalat. Kepolosannya itu selalu membuatku tertawa. Ah, adinda…kau sudah besar ya sekarang. Sebentar lagi masuk SD, waaaaah….
    Kau tahu? Saat kau meneleponku tadi, aku nyaris menangis ketika mendengar suaramu. Karena tak seperti biasanya kau bertingkah seperti ini. Sebawel apapun dirimu, kau pasti akan menutup mulut kalau diajak ngomong lewat hape. Tapi tadi? Ah… I miss u so much….
    “Lha yo mbuh, Nduk. Bapak yo nggumun-nggumun, ra biasae Dinda ngomong koyo ngunu. Jarene kangen. Bolak-balek takooon ae, kapan dek’e iso nang Jogja, kapan kowe liburan…” kata Bapak seusai aku mengobrol dengan Dinda.
    Huhuhuhu. Aku benar-benar terharu.
    “Rima mana, Pak?” tanyaku. Rima adalah adikku yang pertama. Sekarang masih kelas 1 SMP.
    “Rima nggak pulang. Katanya ada acara IPM sama PMR, jadinya gak pulang…”
    Olala. Aku baru ingat kalau setiap Sabtu sore ada IPM di sekolahnya, mantan sekolahku juga. Dia juga sama sepertiku, ikut Budhe biar bisa belajar mandiri. Ah, jadi kangen keluarganya Budhe nih. . .
    “Oh, ya sudah…”
    “Ya wis nduk, Bapak mau Turba dulu…kapan-kapan disambung lagi.”
    “Turba?”
    “Iya. Turba, turun ke bawah. Mau keliling ke ranting-ranting, sebentar lagi mau ada acara besar.”
    Oh, aku paham. Akhir-akhir ini Bapak memang agak sibuk di Cabang, sampai meninggalkan hobi memancingnya. Haha
    “O, iya wes….hati-hati, Pak.”
    Telepon di tutup dan tiba-tiba saja aku teringat sesuatu. Minggu depan aku akan pulang kampung! Bukan buat liburan, tapi mau menukar netbook-ku yang rusak sama punyanya Bapak, haha. Servis di sini mahal sekali sih, mending langsung merampas punya Bapak aja. Hehehe…
    Hmmmph…biar saja ini menjadi kejutan! :D
    Dinda pasti terkejut melihatku.hhohohoho.
    Saranghae, Dinda…. :D

Jogja, 15 April 2012
Pukul 23.12 WIB

This entry was posted on Minggu, 15 April 2012 and is filed under ,,. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply