Suatu hari, aku tengah berbincang ringan dengan kakakku. Seperti biasa, kalau ngobrol sama dia, pasti topiknya nggak jauh-jauh dari dunia kuliah, organisasi yang kuikuti, perkembangan tulisanku, impian, cita-cita, dan masa depan. *aje gile serius banget*
"Ntar kalo kamu lulus, mo ngapain rencananya?" tanyanya di sela-sela mengetik.
"Sekolah lagi, dong!" jawabku sambil nyengir.
"Sekolah mulu! Kapan kerjanya?"
"Ya nyambi lah! Masa iya S2 masih minta ortu, gimana sih ..."
"Mo lanjut di mana emang?"
"Jepang."
Matanya membulat besar. "Heh, seriusan mo ke sana beneran?"
"Ya iya lah."
"Aku kok jadi penasaran. Opo tho yang bikin kamu pengen banget ke sana?"
Aku tersenyum sambil menerawang jauh, lalu berkata, "Alasannya sederhana saja. Karena aku sangat menyukai bunga sakura."
"He?" kakakku langsung memasang tampang cengok.
"Why?"
"Alasan yang aneh."
"Biarin."
"Tapi aku jadi penasaran. Apa sih yang bikin kamu sukaaa banget sama bunga sakura? Nggak di laptop, nggak di dinding kamar, nggak di buku, isinya gambar bunga ituuuuu mulu!"
Aku terkekeh geli. "Aku nggak tahu."
"Heee?" lagi-lagi dia memasang tampang cengok.
"Iya, aku nggak tahu kenapa aku sangat menyukainya."
"Aneh banget kowe ki," dia geleng-geleng.
"Kecintaanku terhadap bunga sakura itu tidak beralasan, sama halnya dengan kecintaanmu kepada Mbak Mer yang tak beralasan. Aseeeekkk!!" aku ngakak. Mbak Mer adalah istrinya yang sangat dia cintai.
"Hahahaha, sial! Tapi ... bener juga sih. Rasa cinta itu memang tidak beralasan."
Aku tersenyum.
~~~
Ya, itulah alasanku menyukai sakura. Alasan yang tak beralasan. Entah sudah berapa kali orang-orang bertanya padaku, "Kenapa sih kok pengen banget ke Jepang?"
Dan biasanya akan kujawab, "Soalnya aku pengen memetik bunga sakura di sana."
Mereka akan kebingungan mendengar jawaban super aneh itu. Hahaha.
"Sakura nggak cuma ada di Jepang kali! Di Korea ada, di China ada, bahkan di Indo juga ada!"
Iya, sih. Tapi ... aku juga menyukai negara matahari terbit itu.
Biasanya orang-orang kepengen ke Jepang karena suatu hal. Mungkin dia penggila anime, mungkin dia penggila Yui, mungkin dia suka budaya Jepang, etc. Tapi ... aku? Karena suka sama sakura, hahaha. Alasan yang konyol mungkin, tapi ini serius. Aku tak pernah main-main dengan impianku.
Apa aku bisa berbahasa Jepang? Ah, nggak juga. Aku cuma bisa sepatah dua patah kata.
Apa aku penggila anime? Enggak tuh.
Apa aku penggila drama Jepang? Kalo ini .... iya. Hahaha!
Aku tak ingat sejak kapan aku mulai tertarik dengan bunga sakura, lebih-lebih negara Jepang. Yang jelas, sejak SMP aku kepengen banget pergi ke sana. Entah kenapa. Aku yakin sekali bisa ke sana suatu saat nanti. Dan keyakinan itulah yang membawaku sampai ke sini, di bumi Yogyakarta. Kok bisa?
Singkat cerita, dulu aku pengen ngambil jurusan Sastra Jepang atau Sastra Korea, tapi kagak dibolehin sama ortu. Ambil ilmu komunikasi? Hah, apalagi! Jadilah aku 'nyasar' ke Sastra Indonesia. Eh sebenernya enggak nyasar juga sih, soalnya kebetulan aku juga suka sastra indo. Nah, di jurusan inilah aku menyerap banyak sekali ilmu pengetahuan, hingga sampai pada satu kesimpulan: suatu saat, aku ingin menjadi pengajar bahasa indonesia di Jepang.
Tahun ini aku gagal daftar beasiswa monbukagakusho, dan aku kecewa sekali. Ya, penyesalan memang selalu datang di belakang. Sejak masuk SMA, aku benciiii sekali dengan bahasa inggris. Padahal, dulu waktu SMP. aku sempat menggilai mata pelajaran itu. Bahkan untuk membuat naskah drama bahasa inggris pun aku nggak buka kamus sama sekali. Pintar? Tentu saja. Tapi, itu dulu, hahaha. Sekarang begonya setengah mati. Bener-bener nggak bisa! Dan aku menyesal, kenapa aku membenci bahasa itu? Padahal ayahanda tercinta adalah guru bahasa inggris -_____-"
Karena kegagalan itulah, aku bersikeras untuk bangkit lagi. Pelan-pelan aku belajar dari awal, kayak anak SD itu lho! Hahaha. Tapi tak apa. Aku akan berusaha sekeras mungkin. Man Jadda Wa Jadda!
"Karena aku menyukai bunga sakura."
Alasan konyol itulah yang mampu membangkitkan semangatku. Sekali lagi kutegaskan, aku tak main-main dengan impianku.
Karena menyukainya, aku mati-matian belajar bahasa inggris dari awal.
Karena menyukainya, aku mati-matian belajar bahasa jepang (dan karena aku suka bahasa jepang XD )
Karena menyukainya, aku mati-matian meningkatkan IPK-ku agar mencapai persyaratan monbukagakusho.
Karena menyukainya, aku bersikeras untuk membanggakan kedua orang tuaku.
Karena menyukainya, aku bersikeras untuk menginjak bumi Allah di bumi lain, sebagai bentuk rasa syukurku pada-Nya.
Karena menyukainya .... karena menyukainya ...
Alasan yang sederhana sekali, bukan?
Tahun ini aku menuliskan banyak sekali target, jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya, aku tinggal berusaha sekeras mungkin, dengan disertai doa tentunya.
Aku ingin sekali melanjutkan S2 di sana. Bahkan salah seorang kakak yang tinggal di Jepang dengan senang hati memberikan alamat e-mail seorang profesor yang kira-kira sejalur denganku. Tapi sampai sekarang aku beum menghubunginya, karena ... yah, kemampuan bahasa inggrisku masih belum bagus, hahaha. Dari jauh-jauh hari aku sudah mencari universitas yang sesuai dengan minatku. Tokyo University of Foreign Studies. :D
"Niatkan semua karena Allah, niscaya jalanmu akan dimudahkan," ucap Bapak.
Ya. Aku percaya itu.
Aku percaya, tak ada yang tak mungkin di dunia ini.
Suatu saat, aku pasti akan memetik bunga itu dengan tanganku sendiri :)
"Ntar kalo kamu lulus, mo ngapain rencananya?" tanyanya di sela-sela mengetik.
"Sekolah lagi, dong!" jawabku sambil nyengir.
"Sekolah mulu! Kapan kerjanya?"
"Ya nyambi lah! Masa iya S2 masih minta ortu, gimana sih ..."
"Mo lanjut di mana emang?"
"Jepang."
Matanya membulat besar. "Heh, seriusan mo ke sana beneran?"
"Ya iya lah."
"Aku kok jadi penasaran. Opo tho yang bikin kamu pengen banget ke sana?"
Aku tersenyum sambil menerawang jauh, lalu berkata, "Alasannya sederhana saja. Karena aku sangat menyukai bunga sakura."
"He?" kakakku langsung memasang tampang cengok.
"Why?"
"Alasan yang aneh."
"Biarin."
"Tapi aku jadi penasaran. Apa sih yang bikin kamu sukaaa banget sama bunga sakura? Nggak di laptop, nggak di dinding kamar, nggak di buku, isinya gambar bunga ituuuuu mulu!"
Aku terkekeh geli. "Aku nggak tahu."
"Heee?" lagi-lagi dia memasang tampang cengok.
"Iya, aku nggak tahu kenapa aku sangat menyukainya."
"Aneh banget kowe ki," dia geleng-geleng.
"Kecintaanku terhadap bunga sakura itu tidak beralasan, sama halnya dengan kecintaanmu kepada Mbak Mer yang tak beralasan. Aseeeekkk!!" aku ngakak. Mbak Mer adalah istrinya yang sangat dia cintai.
"Hahahaha, sial! Tapi ... bener juga sih. Rasa cinta itu memang tidak beralasan."
Aku tersenyum.
~~~
Ya, itulah alasanku menyukai sakura. Alasan yang tak beralasan. Entah sudah berapa kali orang-orang bertanya padaku, "Kenapa sih kok pengen banget ke Jepang?"
Dan biasanya akan kujawab, "Soalnya aku pengen memetik bunga sakura di sana."
Mereka akan kebingungan mendengar jawaban super aneh itu. Hahaha.
"Sakura nggak cuma ada di Jepang kali! Di Korea ada, di China ada, bahkan di Indo juga ada!"
Iya, sih. Tapi ... aku juga menyukai negara matahari terbit itu.
Biasanya orang-orang kepengen ke Jepang karena suatu hal. Mungkin dia penggila anime, mungkin dia penggila Yui, mungkin dia suka budaya Jepang, etc. Tapi ... aku? Karena suka sama sakura, hahaha. Alasan yang konyol mungkin, tapi ini serius. Aku tak pernah main-main dengan impianku.
Apa aku bisa berbahasa Jepang? Ah, nggak juga. Aku cuma bisa sepatah dua patah kata.
Apa aku penggila anime? Enggak tuh.
Apa aku penggila drama Jepang? Kalo ini .... iya. Hahaha!
Aku tak ingat sejak kapan aku mulai tertarik dengan bunga sakura, lebih-lebih negara Jepang. Yang jelas, sejak SMP aku kepengen banget pergi ke sana. Entah kenapa. Aku yakin sekali bisa ke sana suatu saat nanti. Dan keyakinan itulah yang membawaku sampai ke sini, di bumi Yogyakarta. Kok bisa?
Singkat cerita, dulu aku pengen ngambil jurusan Sastra Jepang atau Sastra Korea, tapi kagak dibolehin sama ortu. Ambil ilmu komunikasi? Hah, apalagi! Jadilah aku 'nyasar' ke Sastra Indonesia. Eh sebenernya enggak nyasar juga sih, soalnya kebetulan aku juga suka sastra indo. Nah, di jurusan inilah aku menyerap banyak sekali ilmu pengetahuan, hingga sampai pada satu kesimpulan: suatu saat, aku ingin menjadi pengajar bahasa indonesia di Jepang.
Tahun ini aku gagal daftar beasiswa monbukagakusho, dan aku kecewa sekali. Ya, penyesalan memang selalu datang di belakang. Sejak masuk SMA, aku benciiii sekali dengan bahasa inggris. Padahal, dulu waktu SMP. aku sempat menggilai mata pelajaran itu. Bahkan untuk membuat naskah drama bahasa inggris pun aku nggak buka kamus sama sekali. Pintar? Tentu saja. Tapi, itu dulu, hahaha. Sekarang begonya setengah mati. Bener-bener nggak bisa! Dan aku menyesal, kenapa aku membenci bahasa itu? Padahal ayahanda tercinta adalah guru bahasa inggris -_____-"
Karena kegagalan itulah, aku bersikeras untuk bangkit lagi. Pelan-pelan aku belajar dari awal, kayak anak SD itu lho! Hahaha. Tapi tak apa. Aku akan berusaha sekeras mungkin. Man Jadda Wa Jadda!
"Karena aku menyukai bunga sakura."
Alasan konyol itulah yang mampu membangkitkan semangatku. Sekali lagi kutegaskan, aku tak main-main dengan impianku.
Karena menyukainya, aku mati-matian belajar bahasa inggris dari awal.
Karena menyukainya, aku mati-matian belajar bahasa jepang (dan karena aku suka bahasa jepang XD )
Karena menyukainya, aku mati-matian meningkatkan IPK-ku agar mencapai persyaratan monbukagakusho.
Karena menyukainya, aku bersikeras untuk membanggakan kedua orang tuaku.
Karena menyukainya, aku bersikeras untuk menginjak bumi Allah di bumi lain, sebagai bentuk rasa syukurku pada-Nya.
Karena menyukainya .... karena menyukainya ...
Alasan yang sederhana sekali, bukan?
Tahun ini aku menuliskan banyak sekali target, jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya, aku tinggal berusaha sekeras mungkin, dengan disertai doa tentunya.
Aku ingin sekali melanjutkan S2 di sana. Bahkan salah seorang kakak yang tinggal di Jepang dengan senang hati memberikan alamat e-mail seorang profesor yang kira-kira sejalur denganku. Tapi sampai sekarang aku beum menghubunginya, karena ... yah, kemampuan bahasa inggrisku masih belum bagus, hahaha. Dari jauh-jauh hari aku sudah mencari universitas yang sesuai dengan minatku. Tokyo University of Foreign Studies. :D
"Niatkan semua karena Allah, niscaya jalanmu akan dimudahkan," ucap Bapak.
Ya. Aku percaya itu.
Aku percaya, tak ada yang tak mungkin di dunia ini.
Suatu saat, aku pasti akan memetik bunga itu dengan tanganku sendiri :)