Sore tadi, tepatnya hari Jumat,
22 Maret 2013, bidang dakwah IMM komisariat Ibnu Khaldun mengadakan kajian dengan
tema “Ilmu yang Membawa ke Surga”. Kajian ini diisi oleh immawati Davina Azalia
Khan. Meskipun yang datang kajian tadi hanya 9 orang *ehm*, tetapi semangat harus tetap membara dong! :D
Dalam kajian tersebut, immawati
Davina menyampaikan banyak hal berkaitan dengan ilmu dan amal. Nah, ini adalah
hasil resume kajian tadi. Cekidot yaaa :D
“Apabila
engkau menghendaki dunia, hendaklah dengan ilmu. Apabila engkau menghendaki
akhirat, hendaklah dengan ilmu. Dan apabila engkau menghendaki keduanya, hendaklah
dengan ilmu.” – Imam Syafi’i
Untuk menjembatani ilmu, Allah membekali manusia
dengan akal, hati, dan juga nafsu. Akal merupakan pusat ilmu dan ma’rifat. Hati
adalah wadah untuk menyerap apapun yang dialami manusia dan akan selalu
menggerakkan tindak-tinduk manusia dalam berbagai segi kehidupan. Di samping
itu, nafsu merupakan unsur ‘penganggu’ yang menginginkan akal dan hati selalu
tercekik oleh dahaga. Meskipun demikian, nafsu juga bermanfaat untuk melakukan
aktifitas kehidupan, misalnya makan dan minum. Keterkaitan antara ketiga unsur
tersebut dapat dimanifestasikan dalam wujud amal perbuatan. Dengan kata lain,
ilmu selalu beriringan dengan iman. Ilmu dapat menentukan kualitas seseorang
dalam beramal. Selain itu, ilmu merupakan bagian dari jihad (kehidupan yang
lebih baik dapat dicapai dengan adanya ilmu).
Ilmu dan amal ibarat dua sisi mata uang yang tidak
dapat terpisah satu sama lain. Orang yang berilmu tapi tidak beramal, maka ia
akan merugi dikarenakan ilmunya yang sia-sia. Keseimbangan dalam memperkaya
ilmu dan menyampaikannya harus disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.
Amalan yang dilakukan secara sedikit demi sedikit, tetapi terus menerus tentu
lebih baik dibandingan langsung ‘memborong’ sedangkan kita tidak mengetahui
esensi mengenai hal yang disampaikan.
Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang mencari satu
jalan menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Pentingnya ilmu dalam kehidupan antara lain:
1.
Ilmu
sebagai petunjuk umat manusia
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya
dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkan-Nya terhadap
semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS. Al-Fath: 28)
2.
Ilmu
dapat mengangkat derajat seseorang
“Wahai orang-orang yang beriman!
Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di majelis-majelis,” maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan ,”Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah:
11)
3.
Kewajiban
manusia dalam menuntut ilmu
“Menuntut ilmu itu wajib atas
setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah, Baihaqi, dll)
4.
Menuntut
ilmu merupakan bagian dari jihad fisabilillah
“Barang siapa keluar dalam rangka
tholabul ilmu (mencari ilmu), maka dia
berada dalam jihad fisabilillah hingga kembali.” (HR. Tirmidzi)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu
yang dapat mengantarkan seseorang ke surga adalah ilmu yang baik dan bermanfaat
bagi diri sendiri dan orang lain. Ketika seseorang dapat memahami ilmu dengan
baik, maka ia akan terdorong untuk melakukan sesuatu (kebaikan) untuk dirinya
dan juga orang banyak.
“Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling
banyak bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, itulah hasil resume kajian jumat tadi. So, mari
kita berlomba-lomba menuntut ilmu yang baik dan bermanfaat, serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah dengan cara
rajin datang ke kajian rutin kita, hehehe. Dilarang malas mencari ilmu yaaaa! Semangat
fastabiqul khairat!!! :D (Nia/Indi)