Terserah kau lah!


Hei, kau....kau....dan kau...
Seandainya membunuh itu tak dilarang
Sudah pasti ku bacok kau sampai mati
Seandainya membunuh itu tak dilarang
Sudah pasti ku celurit kau sampai mati
Melihat kau tergeletak mengenaskan di parit
Bersimbah darah
Dan aku akan tertawa, ha....ha...ha....


Berapa kali hal ini terulang?
Dua? Tiga? Ah, sepertinya berkali-kali
Selalu begitu!! Selalu begitu!!
Entah sudah berapa macam alasan yang kau buat
Aku tak ingat lagi
Muak

Sudah ku ingatkan jauh-jauh hari
Tapi perangaimu selalu sama
Kau jawab iya, iya, dan iya
Lalu akhirnya?
Aku juga yang turun tangan!!

Sakit hatiku melihat raut mukamu yang tak berdosa itu
Sakit hatiku kau perlakukan seperti ini
Sakit hatiku menahan semuanya
Sakit hatiku menghadapi manusia sepertimu

Kelompok tapi individu
Individu tapi kelompok
Kelompok tapi numpang nama
Numpang nama tapi seolah tak bersalah

Ha...ha...ha....
Baiklah, teruskan saja perangai tak beradabmu itu
Lupakan orang tua yang rela berpeluh keringat hanya demi kau
Lupakan orang  tua yang senantiasa mendoakan kau
Sementara kau ongkang-ongkang kaki macam bos

Selama ini aku sudah bersabar, kawan...
O, tunggu sebentar!!
Pantaskah kau kusebut kawanku?
Bukankah kau adalah iblis berwujud manusia?
Ya...ya...ya...kau adalah iblis!

Hei, kau...kau...dan kau...
Seandainya aku boleh membuat peraturan seenak perut
Sudah pasti ku tendang kau jauh-jauh
Menggantinya dengan manusia yang lebih beradab

"Tapi, kita kan teman, masa kau tega padaku?"
Itulah dalih yang selalu kau ucapkan
Ha....ha....ha....
Tapi kali ini aku benar-benar muak denganmu

Ha...ha...ha....
Lihat saja, lima atau sepuluh tahun lagi
Orang-orang sepertimu tak akan ada gunanya di dunia ini
Karena masa mudamu ini terlalu kau sia-siakan
Kau akan menangis penuh penyesalan
Dan aku akan tertawa sepuasku!!



This entry was posted on Senin, 14 Mei 2012 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply