Mabit Tak Terlupakan…


    Ya Rabb….
    Akhirnya, Kau buka juga cakrawala berpikirku….
    Ya Rabb…..
    Ku tahu, ujianku tak akan berakhir sampai di sini…
    Walau terasa berat, kan tetap kujalani…
    Ya Rabb, biarkan ukhuwah ini tetap terjalin di jalan-Mu…
    Aku menyayangimu, saudari-saudariku….

   
    Entah sudah berapa lama mulut ini berbicara tanpa kendali. Mengeluarkan segala hal yang sekian lama menyesakkan hati. Karakterku yang suka ngocol mendadak hilang. Sesak…sesak…sesak…hanya itu yang ku rasa. Aku butuh jawaban! Jawaban atas segala kebingungan yang kurasakan. Kebingungan yang terkadang memunculkan perasaan takut. Ya Rabb, bukankah islam adalah rahmat seluruh alam? Bukankah Engkau tak pernah mempersulit hamba-Mu dalam menegakkan agama-Mu?
    “Aku bingung...tidak tahu harus berbuat apa. Kepalaku hampir pecah memikirkannya!” ucapku. Nyaris air mata ini keluar, tapi ku tahan sekuat mungkin.
    Semuanya terdiam.
    “Apa yang kau rasakan itu wajar, hampir setiap mahasiswa baru pasti merasakannya. Bingung dengan realita yang tak pernah ditemui semasa sekolah. Tapi yakinlah, Allah sayang padamu….Kau pasti bisa melewati ujian ini, asal kau mau terus belajar. Perbedaan adalah suatu keniscayaan. Tak ada yang paling benar, juga tak ada yang paling salah…” ucap Kak Rista.
    Aku mengangguk. Sedikit lega. Setidaknya, saat ini aku punya teman untuk berbagi. Mereka, para immawati (sebutan untuk akhwat IMM) perlahan-lahan mengeluarkanku dari kebekuan berpikir.
    “Perbedaan ideologi terkadang memang membuat kita merasa kurang sreg, tapi jangan pernah berhenti mengkaji hanya karena hal itu. Ilmu Allah sangat luas…kau bisa menggalinya dimana pun kau berada. Jika ada sesuatu yang berbeda dengan pemikiranmu, keuarkan saja. Ungkapkan semua argumentasimu. Jangan pernah merasa takut….”
    “Allah tidak akan pernah menyesatkan hamba-Nya yang ingin mendekat pada-Nya….”
    “Benturan-benturan pemikiran yang kau rasakan itu, suatu saat nanti akan membawa manfaat yang besar bagimu. Akan ada hikmah yang bisa kau petik…”
    Aku tersenyum. Perlahan-lahan, kabut hitam itu pun menghilang. Ya, aku memang baru belajar….walaupun terkadang aku menemui jalanan terjal yang membuatku nyaris terjatuh, aku tak akan pernah berhenti….
Ya Rabbi, tunjukkan padaku jalan yang lurus…
Jalan yang Engkau ridhoi…...



Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa) Immawati IMM Ibnu Khaldun
Padepokan K.H Ahmad Dahlan Yogyakarta

Pukul 01.22 WIB

_Zakia Salsabila_

This entry was posted on Sabtu, 17 Maret 2012 and is filed under ,,. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

3 Responses to “Mabit Tak Terlupakan…”

  1. blogwalking

    http://aufauzan.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Manik mata berkomentar. Siapakah orang dibalik Manik-mata? haha. Folback ya naak :-)


    Benturan-benturan itu, akan membuatmu lebih dewasa.
    Tetap tenang, tetap senang, tetap tegar.

    BalasHapus
  3. Ah, mbak yuar... hehehehe.

    Hufth...iyo mbak, wes lumayan agak lega...walaupun masih bingung, lanjut apa nggak *galau*

    BalasHapus