Kabar Dari Negeri Seberang

Tengah malam, satu menit sebelum mataku benar-benar tertutup, tiba-tiba ada yang menyentak di hati. Perasaan tidak enak. Ada bayangan ibu di pelupuk mata. Kenapa? Tanpa sadar aku mengetik sms di ponsel. Telepon aku besok pagi, Pak. 
Walaupun pada akhirnya telepon bapak tidak kuangkat--seperti biasa aku masih tidur di pagi hari, bapak kembali menelepon siang ini. Kami lalu saling bertukar kabar. Kukatakan bahwa kabarku baik-baik saja, sedang menjalani UAS dan mempersiapkan kegiatan di organisasi.
"Uang kosan sudah dibayarkan?"
"Belum. Nanti baru mau ke ATM."
"Sudah daftar ke Elfast?"
"Sudah. Kemarin baru saja transfer biaya camp dan program. Tinggal berangkat 10 Februari nanti."
Sepuluh menit kami berbincang, tapi tetap saja perasaanku tak enak. Sudah lama aku tak mendengar suara ibu. Hampir 1,5 bulan. Waktunya selalu saja tidak tepat. Terkadang aku menelepon ketika bapak sedang di sekolah, atau ketika ibu sudah tidur. Kalau tidak, pasti aku yang ribet sendiri. Sibuk dengan urusan kampus dan mengabaikan ponsel.
"Sudah tha? Bapak mau keluar ini."
"Ibu mana?"
"Lagi masak. Mau ngomong?"
"Iya ..."
Tak lama kemudian aku sudah mendengar suara ibu. Kami membincang banyak hal. Tentang kamarku yang akan direnovasi sesuai keinginanku, tentang adikku yang sebentar lagi masuk SMA, tentang adik terkecilku yang makin nakal tapi pintar, tentang segalanya. Tapi aku tahu, dari suaranya ibu tidak sedang baik-baik saja.


Ibu sedang sakit.


Sudah beberapa bulan ini ibu sulit tidur. Insomnia akutnya kambuh setelah bertahun-tahun penyakit itu menyingkir. Seperti diriku. Iya, sebenarnya penyakit insomniaku tidak berbeda jauh dengan ibu. Apa itu bisa dikategorikan sebagai penyakit turunan?
Ibu tak bisa tidur. Mau memejamkan mata sulitnya minta ampun. Segala cara sudah dilakukan. Minum susu, membaca buku, berkencan berdua saja dengan bapak, mengunjungi sanak saudara, tapi tetap saja penyakit itu enggan pergi.


"Ibu bingung. Padahal ibu enggak mikirin apa-apa, enggak stress, wong semuanya baik-baik saja. Aneh. Kadang kalau siang suka pusing, tubuh nggak fit. Kemarin ibu naik motor ke rumah nenek, di jalan sudah was-was, takut kenapa-napa. Tapi ajaib, ibu nggak pusing. Padahal rumah nenekmu jauh, kan?"

Ya, ibu. Aku tahu. Penyakitmu itu tidak berbeda jauh denganku. Sulit tidur. Segala cara sudah dilakukan. Sembuh sebulan, kambuh enam bulan. Minum susu sampai muntah. Baca buku sampai halamannya habis. Main-main ke mana saja dengan teman-teman. Tetap saja masih sulit untuk tidur. Padahal aku juga tidak sedang stress memikirkan apa pun. Apanya yang mau dibikin stress? Kuliahku baik-baik saja. Aku tak kekurangan uang, bahkan menghasilkan uang. Aku juga tidak bermasalah dengan teman-temanku. Aneh sekali, bukan?
Tapi sekarang sudah agak mendingan lah. Aku sudah bisa mengatupkan mata pukul 12 malam. Kemajuan pesat. Biasanya aku baru bisa tidur pukul tiga pagi, yang mengakibatkan jadwal harianku hancur. Nggak masuk kuliah, dan ujung-ujungnya mengulang tahun depan.


Dulu, ibu pernah bercerita. Setelah melahirkan aku, perempuan setengah baya itu seperti zombie. Tubuh kurus kering, tidak bisa bangun dari tempat tidur, sampai-sampai ibu bilang, "Jaga baik-baik anak pertama kita". Ibu menderita penyakit yang sama. Kesulitan tidur. Tapi saat itu memang parah. Setelah tiga bulan, barulah ibu dinyatakan sembuh. Dan sekarang? Penyakit itu datang lagi.



Ibu, tunggu kepulanganku. Segera.
 

This entry was posted on Sabtu, 04 Januari 2014. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

2 Responses to “Kabar Dari Negeri Seberang”