Aku
memperjuangkan naskah ini sejak Agustus 2013 sampai sekarang. Naskah novel yang
kubuat sepenuh hati, dibarengi riset dua kali ke Kampung Inggris. Jangan tanya
berapa banyak biaya yang kukeluarkan. Menulis novel itu tidak mudah. Sungguh
tidak mudah. Kamu harus melawan setan jahanam bernama mood. Belum lagi kalau kamu tengah didera tumpukan tugas kuliah
yang membuatmu ingin muntah.
Kamu
tahu? Berbulan-bulan aku merevisinya. Ini revisi kelima. Ada perjanjian dengan
penerbit bahwa novel itu harus selesai bulan ini. Kover novel masih dalam
proses. Aku stress. Jujur saja. Apalagi ketika laptopku satu-satunya rusak. Aku
tak mungkin serta merta minta dibelikan laptop kepada orang tua. Keluargaku
bukan konglomerat!
Aku
meminjam laptop dari teman satu ke teman lain. Kumanfaatkan laptop pinjaman itu
dikala mereka senggang. Satu minggu terakhir, laptopku agak waras sehingga aku
bisa mempergunakannya dengan baik. Kukejar deadline itu seperti orang
kesetanan. Tak kuhiraukan jadwal tidurku yang carut-marut. Mata berkantung
hitam, bodo amat. Kuselesaikan novel itu di tengah-tengah latihan teater
dramaturgi yang kian padat, ujian bahasa Inggris, tugas, dan KKN.
File
novel itu kusimpan baik-baik di flashdisk. Dan malam ini, flashdisk itu tak
bisa dibuka. Rusak tanpa sebab. Fak.
TOLONG,
BUNUH AKU SEKARANG JUGA!!!!
pukpukpuk
BalasHapus