Terakhir kali berbincang hangat denganmu, mungkin setahun lalu. Sebelum pada akhirnya kamu bersikap agak dingin padaku (atau mungkin hanya perasaanku saja?). Kita tak lagi saling sapa, kalau pun bertemu hanya berbincang seperlunya. Iya, seperlunya.
Ini memang agak melankolis, tapi saya merasa kehilangan. Pernah suatu kali, saya dan teman-teman membincangmu diam-diam. Menanyakan dirimu yang tiba-tiba menarik diri, seolah-olah tak saling kenal. Ada apa? Kenapa? Bermacam cara kami lakukan, hingga pada akhirnya kami memutuskan untuk "diam". Kami takut kamu merasa tak nyaman dengan "teror" kami.
Hai. Saya merindukanmu, hlo.
Saya rindu kamu menginap di kosanku. Saya rindu smsan nggak jelas. Saya rindu berteriak-teriak heboh "Mbaaak!" dari kejauhan. Saya rindu makan bareng malam-malam. Saya rindu berbagi cerita denganmu. Saya rindu menceritakan hal-hal nggak penting (yang mungkin membuatmu bosan padaku).
Dan hari ini, kamu menyandang gelar Sarjana. Saya turut bahagia. Teman-teman heboh ingin hadir ke acara wisudamu, tapi sialnya saya tak bisa hadir. Tapi, apa pun itu, doaku menyertaimu...
.Indiana.
Ini memang agak melankolis, tapi saya merasa kehilangan. Pernah suatu kali, saya dan teman-teman membincangmu diam-diam. Menanyakan dirimu yang tiba-tiba menarik diri, seolah-olah tak saling kenal. Ada apa? Kenapa? Bermacam cara kami lakukan, hingga pada akhirnya kami memutuskan untuk "diam". Kami takut kamu merasa tak nyaman dengan "teror" kami.
Hai. Saya merindukanmu, hlo.
Saya rindu kamu menginap di kosanku. Saya rindu smsan nggak jelas. Saya rindu berteriak-teriak heboh "Mbaaak!" dari kejauhan. Saya rindu makan bareng malam-malam. Saya rindu berbagi cerita denganmu. Saya rindu menceritakan hal-hal nggak penting (yang mungkin membuatmu bosan padaku).
Dan hari ini, kamu menyandang gelar Sarjana. Saya turut bahagia. Teman-teman heboh ingin hadir ke acara wisudamu, tapi sialnya saya tak bisa hadir. Tapi, apa pun itu, doaku menyertaimu...
.Indiana.