Antara SEA-GATE dan Jalan-Jalan

Sore itu kami keliling perpustakaan FISIPOL sampe bego. Tulisannya sih kedisplay, tapi pas dicari kagak ada. Mana petugasnya jutek banget minta dilempar sendal. Nining yang membantuku nyari buku incaran nggak bisa ngelakuin apa pun selain "Sabar, ya". Kami lantas keluar perpustakaan dengan tampang bete. Aku bingung campur panik. Aku butuh buku itu untuk menguatkan teori dalam skripsiku. Hah, semoga ada keajaiban. Dengan langkah gontai, kami duduk di bangku bundar.
"Mak, kita loloooos!" Nining heboh.
"Apaan dah?"
"Buka grup WA!"
"Nggak ada paketan. Lagi miskin gue."
Dia kemudian menyerahkan ponselnya. Sontak mataku melotot saking kagetnya. Kyaaa! Tanpa sadar kami berpelukan dan teriak-teriak nggak jelas. Hahaha. 
"Kita lolos, Maaaak!"
"Iyaaaa!"
"Lombok depan mataaa!"
"Iyaaaa!"
Kami terus berjalan ke fakultas dan sejenak lupa dengan petugas menyebalkan di perpus FISIPOL sembari berkicau tentang program SEA-GATE. Jadi, minggu lalu kami dan beberapa teman sasindo ngelamar kerja di Pusat Studi Asia Tenggara. Mereka lagi buka lowongan buat jadi pengajar bahasa Indonesia buat mahasiswa Thai. Iseng nggak ada kerjaan, aku ikutan ngelamar. Bodo amat IPK jelek gegara nilai C bertebaran a.k.a males ngulang, namanya aja trial and error. Pas wawancara, temen-temen pada belajar tentang seluk-beluk Asia Tenggara. Aku? Panik. Hahaha. Nggak ada persiapan blas. Akhirnya aku tetringan pake hape Nanda dan ikutan googling tentang apa pun yang berhubungan dengan Asia Tenggara. Ketololan kedua adalah, aku datang cuma make kaos oblong dan sepasang sendal. Nggak kepikiran buat berpakaian rapi. Abis kuliah aku langsung dateng ke TKP tanpa babibu. Bego emang, tapi sabodo amat. Males pula balik kosan.
"Siapa dulu nih yang masuk?" 
"Indi!"
"Gembel, belum siap!"
"Nih presensinya elo duluan coooy!"
Tahu-tahu pintu kebuka dan keluarlah seorang pelamar. Anak-anak memandang ke arahku dengan tampang menyebalkan. Sambil mengumpat, aku masuk ke ruangan. Bisa dibilang, ini adalah interview pertamaku. Keseringan kerja freelance, pas disodorin yang resmi gini jadi deg-degan hahahaha. Pas wawancara, ternyata nggak resmi-resmi amat. Kami ngobrol-ngobrol ringan. Sesekali mereka ngeliat CV-ku. Entah gimana ceritanya, kami larut dalam obrolan seputar jalan-jalan dan budaya Indonesia-Thai. Untungnya aku sempat ikut makul Bahasa Thai, jadi pas dites ngomong Bahasa Thai bisa lah dikit-dikit. Rupanya mereka juga tertarik dengan kebiasaanku berpindah-pindah tempat alias dolan, yah walaupun nggak jauh-jauh amat. Hahahaha. Siapa sangka kalau ternyata hobi itu justru yang menjadi nilai plus? Alhamdulillah!

Lalu, apa hubungannya program SEA-GATE dengan jalan-jalan? Jadi, begini sodara-sodara. Sebagai mahasiswa kere tapi selalu ingin ke mana-mana, aku selalu melakukan apa pun untuk ngumpulin duit, salah satunya dengan jadi freelancer. Entah itu dengan cara ngedit naskah, nulis, ngelesin, apa pun lah. Dari penghasilan yang nggak seberapa itu, duitnya kutabung. Sebagian buat dolan, sebagian buat makan. FYI, sebenernya kadang suka sebel juga ketika ada orang yang nyeletuk "Jalan-jalan mulu deh, lu! Kebanyakan duit!". Padahal, ya, padahal, aku juga sama aja kayak kalian. Sama-sama sering bokek, sama-sama sering bingung mo makan tapi nggak ada duit. Lalu, kenapa bisa jalan ke mana-mana? Ya, itu tadi. Nabung dan komitmen nggak ngapa-ngapain duit itu. Susah emang, tapi kalau nggak dipaksa ya nggak bakalan bisa ke mana-mana. Mati aja lah ngedekem di kosan.

Oke, back to topic. Jadi, sudah sejak lama aku ingin menginjakkan kaki di Lombok dan Tana Toraja. Nah, si Nining ini kebetulan orang Lombok, jadi kan sayang banget kalau nggak dimanfaatin. Daripada nyari penginapan di sana, bukankah lebih baik bertamu di rumahnya? Bisa makan dan tidur gratis, HAHAHAH! Pun dengan Toraja. Aku punya dua sahabat baik di sana. Ihzan dan Panji. Duo Makassar yang kutemukan di Pare 2 tahun lalu. Mereka janji bakalan nemenin aku ke Toraja atau ke mana pun aku mau. Mereka udah pernah nyambangin aku ke Jogja, saatnya gantian. :3

Nah, rencananya aku mau ke Lombok dulu, baru ke Makassar kalau duit masih ada, hahaha. Kenapa Lombok dulu? Karena kemungkinan yang paling realistis ya di sana. Lebih murah coy. Tinggal naik kereta nyampe Banyuwangi, nyebrang Bali, lanjut Lombok. Ada sih tiket promo ke Makassar, duitnya yang belon ada, hahaha. Jadi, wahai Ihzan dan Panji, sabar dulu ya nak. Emak mau banting tulang dulu sebelum mengunjungi kalian. 
Dan, setiap kali menginginkan sesuatu, bukankah kita juga harus merelakan sesuatu yang lain? *akuomongopo*. Ya, demi keinginan jalan-jalan itu, aku harus menahan diri untuk nggak pulang ke rumah. Menghabiskan bulan ramadhan di Jogja buat ngajar mahasiswa Thai. Gajinya ditabung buat ke Lombok. Maka, untuk melancarkan program jalan-jalan itu, aku dan Nining sepakat untuk lulus di bulan Juni. Kami mati-matian garap skripsi kayak orang gila. Revisi sampe mabok, stres, tapi tetep dijalani. 

Aku pun harus sekuat tenaga menolak semua ajakan jalan-jalan dari temen-temen. Pekan lalu si Mamat ngajak ke Sindoro, tapi apa daya skripsi belum kelar. Nggak. Aku nggak mau ke mana-mana dulu sebelum tanggung jawab ini selesai. Mboh piye carane, pokoknya kudu komitmen. Semangat!!

Selain demi jalan-jalan, sebenarnya aku juga ada tujuan lain dalam program SEA-GATE itu. Kedengarannya agak konyol, tapi emang gitu kenyataannya (?). Sebagai mahasiswa Sastra Indonesia yang hampir lulus, kadang suka ngerasa bego kalau berhadapan dengan Bahasa Indonesia. Asli lah benci banget sama hal-hal berbau lingistik. Tapi rasa-rasanya aku mau nggak mau harus bertanggung jawab terhadap gelar yang kusandang nanti *alah. Jadi, yah, anggap saja kegiatan ngajar ini sebagai bentuk latihan mengasah kepekaan terhadap bahasa. 

Rencananya, program SEA-GATE ini mau kumasukkan dalam cerita perjalanan. Kok bisa? Ya, bisa. Muridku nanti semoga cowok dan ganteng ya Allah  bakal kuajak jalan, entah cuma nongkrong sambil belajar atau pergi ke mana lah. Eh tapi kata si Budi muridnya bakal ganti-ganti tiap minggu, jadi ya entah rencana yang ini bakal jalan atau enggak. Yang jelas, aku mau menulis pengalaman ngajar di program SEA-GATE ini. Siapa tahu bisa dikembangin jadi novel macem Cinta Periode di Kampung Inggris, hahaha!


Apa pun itu, hal yang paling penting saat ini adalah: CEPATLAH LULUS! BIAR LEKAS JALAN-JALAN LAGI!

This entry was posted on Kamis, 21 Mei 2015. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply