Oleh: Indiana Malia
Pengantar
Budaya populer merupakan budaya konsumsi yang
didukung oleh teknologi informasi mutakhir. Budaya ini tidak terlepas dari gaya
hidup hedonis yang menyertai kehidupan remaja pada umumnya. Hedonisme mempunyai
pandangan hidup bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama
hidup. Shopping, menonton film di
bioskop, hang out di mall, makan di kafe elit, dan facebook-an di restoran ber-wifi merupakan pemandangan yang tidak
asing lagi. Hal inilah yang kini menjadi bagian gaya hidup remaja.
Novel populer merupakan karya sastra yang
merepresentasikan gaya hidup remaja masa kini. Isi novel pop sebagian besar
menggambarkan gaya hidup hedonis, bersifat menghibur, dan mudah dipahami dengan
sekali baca. Novel pop dinilai sebagai karya sastra yang tidak memiliki fungsi
dan tujuan sosial. Karya sastra tersebut seringkali diremehkan karena produk
novel pop hanya berorientasi pada pasar. Hal itu tidak terlepas dari
kapitalisme dan industrialisasi karya sastra pop. Akan tetapi, sastra jenis ini
justru banyak dinimati oleh kalangan pembaca.
Booming chicklit
dan teenlit dewasa ini tidak bisa
lepas dari budaya populer yang dianut oleh masyarakatnya. Sebagai produk budaya
populer, novel jenis poplit tersebut
sangat kaya informasi tentang institusi sosial, ideologi, gaya hidup hingga
nilai-nilai baru yang berkembang dalam masyarakat kontemporer (Dewojati, 2010:
15).
Kinoysan merupakan salah satu penulis sastra pop
yang sangat produktif hingga saat ini. Penulis yang memiliki nama asli Ari Wulandari
ini merupakan lulusan Sastra Indonesia
UGM. Cerpen-cerpennya pernah dimuat di berbagai media, seperti Gadis, Kawanku, Aneka, Hai, Gaul, Jelita,
dan lain-lain. Selain menulis cerpen, penulis juga telah menghasilkan puluhan
novel pop. Beberapa karyanya yang terkenal yaitu Pokoknya Aku Suka Kamu, Pacar Sobatku, Duo Tajir, Meeeow!, Asyiknya
Pacaran Sama Kamu, dan yang terbaru adalah Hot Chocolate.
Penulis meraih Anugerah Kebudayaan 2006 dari
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dengan Kategori
Penulis Buku Anak Yang Berdedikasi Kepada Kebudayaan yang diserahkan oleh
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Selain itu, penulis juga
meraih Juara II Lomba Nasional Gemar Baca Tulis Tingkat Perguruan Tinggi yang
diselenggarakan oleh Perpustakaan Indonesia Tahun 1999.
Novel Asyiknya
Pacaran Sama Kamu (APSK) merupakan novel yang akan dianalisis dalam makalah
ini. Novel ini memiliki beberapa keistimewaan dibanding karya Kinoysan yang
lain. Meskipun novel ini tidak begitu tebal dan tidak best seller seperti novel lain, akan tetapi novel ini memiliki
kekuatan tersendiri dalam menarik minat pembaca. Novel ini terasa tidak biasa
karena Kinoysan menambahkan unsur humor dan hal-hal yang tidak masuk akal,
misalnya hadirnya tokoh hantu ganteng bernama Jojo. Secara tidak langsung
Kinoysan telah mengubah pandangan masyarakat mengenai hantu yang identik dengan
hal-hal yang menyeramkan. Cerita dalam novel ini dikemas dengan sangat ringan
dan menghibur, seolah-olah hantu ganteng itu benar-benar ada di dunia nyata.
Meskipun dibumbui dengan kisah hantu, akan tetapi Kinoysan tetap mempertahankan
ciri khas novelnya yang menceritakan remaja masa kini yang tidak terlepas dari
kehidupan hedonis. Selain itu, judul novel ini juga mengecoh pembaca karena
sama sekali tidak berhubungan dengan isi cerita. Dengan membaca judul tersebut,
otomatis akan banyak pembaca remaja yang tertarik. Inilah letak keistimewaan
novel ini dibandingkan dengan novel karya Kinoysan yang lain.
Berikut adalah identitas novel Asyiknya Pacaran Sama Kamu karya Kinoysan.
Judul Buku :
Asyiknya Pacaran Sama Kamu
Penulis :
Ari Wulandari
Penerbit :
Cakrawala Fiksi
Tahun Terbit :
2009
Tebal :
120 halaman
ISBN :
979-3383-95-X
Adapun sinopsisnya adalah sebagai berikut.
Alin
dan keluarganya pindah ke rumah baru yang megah dan mewah. Sejak kedatangannya,
Alin merasakan keanehan-keanehan di rumah barunya. Ia bertemu dengan Jojo, jin
cowok yang ganteng. Pertemuan itu membuat Jojo jatuh cinta pada Alin.
Akibatnya, Jojo selalu berusaha mengganggu hubungan Alin dan pacarnya, Niko.
Berbagai kesalahpahaman dan kejadian lucu yang seru selalu melingkupi
ketiganya, Alin, Jojo, dan Niko. Sampai akhirnya Alin mengetahui perselingkuhan
Niko dan hubungan mereka pun putus. Jojo bukan main senangnya. Ke mana-mana ia
selalu berdua dengan Alin.
Suatu
hari, Alin bertemu dengan Jason, cowok bule model iklan yang sombongnya minta
ampun. Mereka bermusuhan sejak pertama kali bertemu karena beberapa kesalah
pahaman. Sampai akhirnya mereka berbaikan berkat bantuan Jojo. Lambat laun,
Alin dan Jason pun saling jatuh cinta. Jojo pun patah hati. Namun, pada
akhirnya dia sadar bahwa dia tak akan bisa bersatu dengan Alin karena dunia
mereka berbeda.
Analisis
a.
Judul
Kisah
cinta merupakan topik yang selalu menarik perhatian pembaca. Judul Asyiknya Pacaran Sama Kamu secara tidak
langsung menggambarkan dunia remaja yang dipenuhi warna-warni cerita cinta. Sesungguhnya
judul tersebut tidak berkaitan dengan isi cerita. Namun, tampaknya Kinoysan
memang sengaja mengecoh pembaca dengan memberikan judul yang membuat pembaca
penasaran.
b.
Cover
Desain
grafis cover tersebut sangat ngejreng dengan warna-warna mencolok,
bergambar seorang perempuan yang mengenakan baju seksi dengan selendang
birunya. Perempuan tersebut tak lain adalah tokoh utama dalam novel ini, yaitu
Alin yang tampak bahagia dengan dunia remajanya. Cover novel ini sengaja dibuat berwarna-warni agar menarik
perhatian pembaca remaja.
c.
Tema
Seperti
novel pop pada umumnya, tema yang diangkat dalam novel ini adalah tema
percintaan. Akan tetapi, kisah cinta dalam novel ini berbeda karena tidak
menggambarkan kisah cinta dua orang manusia seperti di novel pop lainnya. Novel
ini mengangkat kisah cinta dua makhluk yang berbeda dunia, yaitu Alin si
manusia dan Jojo si hantu keren.
d.
Setting
Meskipun
novel ini dikategorikan sebagai novel fantasi, akan tetapi penulis tetap
mempertahankan ciri khas novelnya yang menggambarkan gaya hidup remaja masa
kini. Penulis mengambil setting
Jakarta untuk menggambarkan kehidupan remaja metropolitan. Kehidupan remaja SMA
yang hedonis tampak jelas dalam kutipan berikut.
Alin
masuk ke dalam. Niko menunggu di luar. Tidak lama, Alin sudah keluar dengan
menenteng tas sekolahnya. Niko dan Alin lalu berjalan menuju mobil yang
diparkir di halaman (APSK: 21).
Dari
kutipan tersebut, tampak jelas betapa hedonisnya kehidupan remaja Jakarta. Hal
itu digambarkan dengan tokoh Alin dan Niko yang berangkat sekolah dengan
menggunakan mobil. Tentu saja hal itu tergolong mewah untuk ukuran remaja yang
sebagian besar belum memiliki penghasilan sendiri dan masih bergantung pada
orang tua.
e.
Plot
·
Eksposisi
Kisah
diawali dengan kepindahan tokoh Alin dan keluarganya ke rumah baru yang megah
dan elit. Mereka terkagum-kagum dengan rumah tersebut. Akan tetapi, sebelum
mereka memasuki rumah, salah seorang tetangga datang dan menakut-nakuti mereka.
“Saya
Pak Joyo. Tetangga kalian!” serunya sambil menunjuk rumah sebelah. “Rumah yang
mau kalian tinggali, sudah lama nggak dihuni karena ada hantunya … dia suka
bikin keributan kalo malem … jadi kalian mesti hati-hati!” (APSK: 9).
Mendengar
hal itu, tak ada satu pun yang percaya dengan perkataan Pak Joyo. Mereka tetap
cuek dan memasuki rumah. Alin dan Niko, pacarnya, masuk ke dalam kamar Alin
untuk melihat-lihat ruangan tersebut. Saat itulah, keanehan terjadi. Jendela
kamar yang terbuka lebar-lebar tiba-tiba saja terbuka. Alin tentu saja kaget setengah
mati. Niko meyakinkan Alin bahwa tak ada yang perlu ditakutkan. Namun, ketika
Niko pergi, Alin kembali merasakan sesuatu yang aneh.
Nampak
sosok Jojo yang tersenyum dan melambaikan tangannya pada Alin. “Halo, Cantik…!”
Wajah
Jojo ini seperti cowok 18 tahun yang cakep. Dandanannya keren layaknya cowok
masa kini. Rambutnya keren dan tampak rapi. Dia memakai gelang kayu di kedua
tangannya.
Spontan
Alin menjerit dan berlari ke arah Niko yang dengan sigap memeluk badan ramping
Alin. “Toloooooong…!” (APSK: 12).
Kutipan
tersebut adalah bagian awal pertemuan Alin dan si hantu Jojo. Alin selalu
ketakutan dan melapor kepada keluarganya, namun tak ada yang mau percaya,
bahkan pacarnya sekalipun. Sejak saat itulah, berbagai permasalahan muncul.
Jojo yang menyukai Alin selalu berusaha untuk mengganggu hubungan Niko dan
Alin.
·
Komplikasi
Sejak bertemu dengan Jojo, dunia
Alin berubah drastis. Jojo tak jarang menyamar sebagai Niko untuk mengelabui
Alin dan melakukan hal-hal yang menyebalkan, sehingga Alin dan Niko sering
bertengkar. Alin yang memutuskan untuk berteman dengan Jojo itu berulangkali
memperingati Jojo untuk tidak mengganggu hubungannya dengan Niko. Akan tetapi,
hubungan Niko dan Alin pada akhirnya putus karena Niko terbukti selingkuh
dengan Astrid, sahabatnya ketika SMP.
“Inikah yang sebenernya pengen lo lakuin, Nik?”
teriak Alin. Ia sudah tidak pakai ‘aku’ lagi ke Niko karena kesal yang luar
biasa.
Niko langsung melepaskan pelukannya dari Atrid. Alin
mengambil segelas sirup yang ada di meja dan langsung disiramkan ke muka Niko (APSK: 65).
Kutipan tersebut menggambarkan
kisah cinta remaja yang penuh konflik. Pacaran, perselingkuhan, dan
penghianatan seorang kawan tampak jelas dalam novel tersebut. Novel tersebut
juga menggambarkan adegan yang sering muncul di sinetron, yaitu menyiram
segelas minuman ke muka sang cowok.
Alur dalam novel ini sangat ringan.
Pembaca diajak menyelami kehidupan remaja yang tak pernah lepas dari kisah
cinta. Seperti umumnya cerita di novel teenlit,
tokoh Alin digambarkan patah hati. Akan tetapi, hal itu tak bertahan lama
karena Alin segera menemukan penggantinya, yaitu Jason Knight, seorang artis keren
yang ditemuinya dalam acara outbond.
Bagaikan dongeng cinderella,
penulis mempertemukan tokoh Alin yang ‘manusia biasa’ dengan seorang artis
terkenal dengan gampangnya. Hal itu tidak lain untuk menghibur pembaca, karena
pada kehidupan nyata bertemu dan menjalin hubungan dengan seorang artis tidak
semudah yang digambarkan dalam novel tersebut.
Selain menceritakan kisah cinta
remaja, penulis juga menggambarkan kehidupan masyarakat Jakarta yang penuh
persaingan dan sangat memperhitungkan kelas sosial, hingga tak jarang seseorang
menempuh jalan yang licik untuk mencapai apa yang diinginkannya. Hal itu tampak
pada tokoh Andi, Papa Alin yang dituduh
telah melakukan korupsi di kantor tempatnya bekerja. Perhatikan kutipan
berikut.
“Papa bener-bener nggak ngelakuin itu kan?” tegas
Alin.
“Nggak Sayang. Untuk apa Papa ngelakuin itu?”
Papanya balik bertanya.
“Alamat orang yang pake surat kuasa itu udah dicek,
Pa?”
“Udah, tapi fiktif. Semua orang tahunya uang itu
masih ada di rekening Papa. Bingung deh, Lin!” (APSK: 98).
Tuduhan tersebut berdampak pada
kehidupan keluarga Alin. Keluarga mereka yang terbiasa hidup mewah dan tanpa
masalah langsung berubah sejak fitnah tersebut menimpa Papa Alin. Lambat-laun,
keluarga Alin dijauhi. Adik-adik Alin mengeluh karena teman-teman mereka selalu
meledek dan memandang rendah mereka.
“Papa, jangan diem aja dong, Pa! April malu tiap ke
sekolah diledekin anak koruptor! Emangnya Papa mau April dituduh kayak gitu
selamanya?” teriak April siang itu sepulang sekolah.
Papanya langsung memeluk April.
“Nak, ini semua ujian. Papa juga udah berusaha
keras. Kita kan juga udah pakai pengacara untuk usut kasus ini.”
“Yah, tapi sampai kapan? Kenapa sih Papa nggak
bilang aja kalau bukan Papa yang ambil uang itu?” seru April dengan kesal.
“Kalau saja semudah itu, Nak …,” kata papanya sambil
melepaskan April.
Alin yang mendengar itu jadi ikut sedih. Ia sendiri
juga diledek dan dihina oleh teman-temannya. Terutama mereka yang tahu masalah
papanya dari orang tua mereka. Namun untuk membuktikan kalau papanya tidak
bersalah kan bukan perkara yang gampang (APSK:
101).
Kutipan tersebut menggambarkan
bahwa status sosial diperhitungkan dalam kehidupan bermasyarakat. Baik-buruknya
seseorang tampak pada status sosial yang disandangnya. Seseorang yang mulanya
dihormati oleh orang lain, bisa jadi berubah dijauhi ketika nama baiknya
tercoreng meskipun orang tersebut belum tentu bersalah. Hal itu tampak jelas
dalam kutipan tersebut.
Penulis dengan cepat mengembalikan
nama baik keluarga Alin melalui tokoh Jojo. Hantu tersebut berusaha keras membantu
Alin untuk menemukan orang yang memfitnah keluarga Alin. Tak lama kemudian,
kasus pun terungkap dan nama baik keluarga Alin kembali bersih.
·
Kesimpulan
Seiring berjalannya waktu, tokoh Jojo
dan Alin menyadari bahwa mereka saling mencintai. Akan tetapi, Alin sadar bahwa
mereka tak mungkin bisa bersama. Oleh karena itu, Alin dengan berat hati
mengusir Jojo agar bisa melupakan perasaannya. Alin berpura-pura akan segera
menikah dengan Jason.
“Dengerin gue, Jo! Gue udah pikirin masak-masak
apa yang terbaik buat kita … lebih baik lo pergi, atau gue yang pergi.”
“Cantik… aku nggak mau pergi!”
“Nggak papa lo tetep tinggal di
sini, asal jangan gangguin orang-orang. Abis lulus SMU gue akan lanjut sekolah
ke Yogya…”
“Yogya?”
“Itu udah keinginan gue sejak lama.
Mama, Papa nggak khawatir karena gue nggak sendirian di sana.”
“Kamu sama siapa?” tanya Jojo cepat,
terlihat khawatir dan resah. “Jangan bilang kamu akan pergi sama…”
“Jason? Ya, gue akan married sama dia dan kita akan kuliah di
sana!” seru Alin tegas (APSK: 110).
Menjelang
akhir cerita, penulis juga memberikan pesan moral yang tampak pada kutipan
berikut.
“Nggak. Sejak putus sama Niko, Kakak
pikir pacaran nggak ada gunanya, buang-buang waktu dan energi. Mendingan selagi
masih muda, sobatan aja sama siapa aja sebanyak-banyaknya.”
Tisa mengangguk.
“Yang paling penting nih, Tisa, selagi
remaja kita mesti kejar cita-cita. Bikin prestasi sebanyak-banyaknya. Ntar
kalau udah waktunya ketemu yang cocok, ya udah married aja. Pacarannya kalau udah married.” (APSK: 113).
Dari
kutipan tersebut, penulis ingin menyampaikan pada pembaca agar memanfaatkan masa
remaja dengan sebaik-baiknya
Seperti
novel teenlit pada umumnya, novel ini
juga berakhir dengan happy ending.
Tokoh Jojo digambarkan bahagia dengan kehidupan barunya, begitu pula dengan
Alin.
Di kejauhan tampak Jojo dan Ling Ling yang ikut
tersenyum melihat kepergian Alin dan Jason. Keduanya juga berangkulan dan
kembali terbang melintasi pekatnya angkasa. (APSK: 119).
f.
Karakter
·
Alin
Tokoh
Alin merupakan seorang perempuan cantik dan seksi (seperti yang tampak pada cover) yang menjadi korban
perselingkuhan Niko, pacarnya. Alin digambarkan sebagai tokoh yang selalu
ceria, memiliki emosi meledak-ledak, dan mudah melupakan hal-hal yang menyakiti
dirinya. Hal ini tergambar melalui kutipan berikut.
Alin
terdiam beberapa saat. Kemudian tertawa dan kembali melemparkan bantal ke arah
Jojo. “Bener juga lo. Ngapain gue nangisin cowok brengsek yang kini lagi asyik
pacaran sama cewek lain?” seru Alin.
“Nah,
kan?” Jojo melemparkan kembali bantalnya hingga perang bantal pun dimulai. Alin
mulai tertawa lepas dan tidak lagi sedih gara-gara Niko selingkuh (APSK:67).
Kutipan
tersebut menunjukkan bahwa tokoh Alin merupakan sosok yang ceria dan tidak
berlarut-larut dalam kesedihan.
·
Jojo
Dalam
novel ini, tokoh Jojo digambarkan sebagai hantu yang memiliki kepribadian
seperti manusia. Selama ini, hantu diidentikkan dengan makhluk yang
menyeramkan, bermuka rusak, dan sering mengganggu manusia. Akan tetapi, tidak
halnya dengan Jojo. Jojo digambarkan sebagai hantu yang gaul, tampan, suka
menghibur, dan sangat terobsesi untuk menjadi kekasih Alin. Bahkan, Jojo tidak
segan-segan untuk mengganggu hubungan Alin dengan Niko demi mendapatkan
perhatian Alin.
“Tadi
itu kelupaan. Soalnya Cantik lagi sedih. Jadinya aku pengen ngehibur dia!” seru
Jojo (APSK:71).
Kutipan
tersebut menggambarkan bahwa tokoh Jojo tidak tahan ketika melihat orang lain
bersedih. Meskipun memiliki sifat usil, tetapi Jojo juga pandai menghibur orang
lain, terlebih Alin, gadis yang disukainya.
·
Niko
Tokoh Niko berperan sebagai kekasih Alin. Dalam
novel tersebut, dia digambarkan sebagai laki-laki yang playboy dan gemar
mempermainkan wanita.
Niko
langsung melepaskan pelukannya dari Astrid. Alin mengambil segelas sirup yang
ada di meja dan langsung disiramkan ke muka Niko (APSK:65).
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa
tokoh Niko adalah seorang laki-laki yang gemar berselingkuh.
3 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa novel Asyiknya Pacaran
Sama Kamu karya Kinoysan masuk ke
dalam kategori novel populer. Hal itu dibuktikan melalui penjelasan berikut.
1. Meskipun
bersifat fantasi, akan tetapi novel tersebut juga menggambarkan fakta kehidupan
remaja masa kini yang cenderung hedonis.
2. Menggunakan
bahasa populer, seperti penggunaaan kata sapaan gue dan elo.
3. Secara
keseluruhan, novel tersebut sangat mudah dipahami hanya dengan sekali baca
karena gaya bahasanya yang populer.
4. Mengangkat
tema percintaan dan berakhir happy ending.
5. Gaya
hidup remaja masa kini tergambar jelas dalam novel tersebut, yakni budaya
pacaran, persaingan, perselingkuhan, dan hedonisme.
Demikianlah
hasil analisis novel Asyiknya Pacaran
Sama Kamu. Diharapkan pembahasan tersebut dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu sastra populer.
DAFTAR PUSTAKA
Dewojati,
Cahyaningrum. 2010. Wacana Hedonisme
dalam Sastra Populer Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wulandari,
Ari. 2009. Asyiknya Pacaran Sama Kamu.
Yogyakarta: Cakrawala Fiksi.